🌐 WAG Dirosah Islamiyah
Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad▪🗓 SENIN
| 23 Jumādā Al-Akhir 1441 H
| 17 Februari 2020 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
📗 Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
🔈 Audio ke-11
📖 Muqoddimah Penulis Kitab Syaikh Muhammad Bin Sholih Al Utsaimin Bag 02
DOWNLOAD
~•~•~•~•~
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وَأَصْحَابِهِ ومن وَالَاهُ
Anggota grup whatsapp Dirosah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allah.
Kita lanjutkan pembahasan kitab Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang ditulis oleh fadhilatu Asy-Syaikh Muhammad Bin Sholih Al Utsaimin rahimahullāhu ta’ala.
Kita masih pada fasal Muqaddimah. Kemudian beliau mengatakan,
ولا عدوان إلا على الظا لمين،
Dan tidak ada permusuhan kecuali bagi orang-orang yang zhalim.
Yang menjadi musuh bagi kita adalah orang-orang yang zhalim. Mendzalimi Allah Subhanahu wa Ta'ala melakukan kesyirikan, melakukan kekufuran. Maka tidak ada permusuhan kecuali kepada orang-orang yang zhalim. Ini juga diambil dari ayat. Karena Allah subhanahu wa Ta'ala mengatakan,
فَلَا عُدْوَٰنَ إِلَّا عَلَى ٱلظَّـٰلِمِينَ
"Maka tidak ada permusuhan kecuali kepada orang-orang yang zhalim." [QS Al-Baqarah: 193]
Bagaimana permusuhannya? Maksudnya adalah kita menjadi musuh bagi orang-orang yang zhalim, yaitu kita berusaha untuk menghilangkan kedzaliman, orang yang berbuat zhalim dengan kesyirikan maka kita berusaha untuk menghilangkan, karena syirik adalah kedzaliman,
إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌۭ
"Sesungguhnya kesyirikan adalah kedzaliman." [QS Luqman: 13]
Kita tidak memusuhi kecuali orang-orang yang zhalim. Bagaimana cara memusuhinya ? Maksudnya adalah dengan, berdakwah, menyebarkan ilmu, menjelaskan tentang kebatilan, kesyirikan, supaya manusia sadar meninggalkan kesyirikan dan kembali kepada tauhid.
Demikian pula maksudnya adalah kedzaliman yang dilakukan antara seorang manusia dengan manusia yang lain, maka kita harus menahan orang yang berbuat zhalim dari kedzalimannya. Bagaimana agar dia sadar, kita berikan dia ancaman, kita ingatkan dia dengan hadits, dengan ayat.
Dan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam mengatakan:
انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا
“Hendaklah engkau menolong saudaramu baik dia zhalim maupun dia didzalimi.” (HR Bukhari & Muslim)
Maksud dari menolong ini saudara yang berbuat zhalim, adalah menahan dia supaya tidak melakukan kedzaliman. Karena kedzaliman yang dia lakukan akan membinasakan dia di dunia maupun di akhirat. Maka kita menolong dia dengan cara kita nasehati, kita tanya supaya dia tidak berbuat zhalim.
Setelah itu beliau membaca dua kalimat syahadat:
وأشهد أن لاإله إلا الله وحده لا شريك له الملك الحق المبين،
Dan aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Dia saja tidak ada sekutu bagi-Nya.
Ucapan beliau, وحده لا شريك له, ini adalah menguatkan kalimat لا إله إلا الله , karena لا إله إلا الله maknanya adalah tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah.
Di sini ada penetapan, ada penafian. Menetapkan Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai satu-satunya sesembahan dan menafikan seluruh sesembahan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
(Kalimat) وحده, Dia saja, Dia semata, ini menguatkan penetapan kita bahwasanya Allah adalah satu-satunya sesembahan.
(Kalimat) لا شر يك له, tidak ada sekutu bagi-Nya, menguatkan penafian kita terhadap seluruh sesembahan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
(Kalimat) الملك الحق المبين، Allah Subhanahu wa Ta'ala Dialah yang merajai atau Maha Raja.
(Kalimat) الحق, yang Maha Benar.
(Kalimat) المبين, yang Maha Menjelaskan.
Beliau menyebutkan di sini, tiga di antara nama Allah Subhanahu wa Ta’ala:
(1) الملك, artinya adalah Yang Maha Raja.
Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala Dialah sebenar-benar Raja, dan selain Allah Subhanahu wa Subhanahu wa Ta'ala adalah makhluk, Dialah Raja yang sebenarnya. Yang menguasai manusia, yang menguasai malaikat, yang menguasai jin, dan seluruh ٱلْعَـٰلَمِينَ
Maka semuanya mereka tunduk di bawah kerajaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan raja-raja di bumi pada hakekatnya mereka adalah termasuk makhluk dan termasuk yang dikuasai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tinggal di kerajaan Allah Subhanahu wa Ta'ala, Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah menciptakan mereka, memelihara mereka, mengurus mereka, mentakdirkan bagi mereka takdir dan juga ajal. Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala Dialah الملك.
(2) الحق yang nyata, yang benar.
Adapun selain Allah maka itu adalah bathil:
ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْحَقُّ
“Yang demikian karena Allah Subhanahu wa Ta'ala Dialah yang benar.” [QS Luqman: 30 ]
Dialah yang berhak disembah, Dialah Rabb yang sebenarnya, Dialah sesembahan yang memang berhak disembah. Adapun selain Allah, meskipun disembah oleh makhluk, disembah oleh manusia atau sebagian manusia. Maka itu adalah batil.
وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ ٱلْبَـٰطِلُ
"Dan sesungguhnya apa yang disembah selain Dia adalah batil" [QS Luqman: 30]
Dia lemah, dia bukan pencipta, dia yang diciptakan. Dia bukan yang memberikan rizki bahkan dia yang diberikan rizki. Maka keadaan manusia menyembah sesembahan tersebut, ini adalah ibadah batil. Ini adalah ibadah yang tidak benar, dan ini adalah sesembahan yang tidak benar.
Adapun Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka Dialah الحق.
(3) المبين, Dialah Allah Subhanahu wa Ta’ala المبين.
Makna المبين :
1. Nyata, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala Dialah yang kelihatan, nampak kekuatannya, nampak kekuasaannya,
2. Dan Dia Allah Subhanahu wa Ta'ala yang menjelaskan, yaitu yang menjelaskan ayat-ayat-Nya. Baik ayat-ayat yang merupakan ayat-ayat syar'iyah yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, maupun ayat-ayat Kauniyah, tanda-tanda kekuasaan berupa alam semesta yang dilihat oleh manusia ini.
Dan nama الملك الحق المبين disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam firman-Nya:
فَتَعَـٰلَى ٱللَّهُ ٱلْمَلِكُ ٱلْحَقُّ
“Maha tinggi Allah, Raja yang sebenarnya.” [QS Al-Mu’minun: 116]
Kemudian dalam firman Allah yang lain mengatakan:
وَيَعْلَمُونَ أَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْحَقُّ ٱلْمُبِينُ
“Dan mereka mengetahui bahwasanya Allah, Dialah yang Maha Benar lagi Maha Nyata (Maha Menjelaskan) kepada yang lain.” [QS An-Nur: 25]
Maka ini adalah tiga nama boleh seseorang memberi nama anaknya Abdul Malik atau Abdul Haq atau Abdul Mubin karena ini adalah di antara nama-nama Al-Husna
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini, in sya Allah kita bertemu kembali pada pertemuan selanjutnya, pada waktu dan keadaan yang lebih baik.
والله تعالى أعلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
════ ❁✿❁ ════
0 Comments