🌐 WAG Dirosah Islamiyah
Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
▪🗓 SENIN
| 28 Rajab 1441 H
| 23 Maret 2020 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
📗 Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
🔈 Audio ke-36
📖 Poin-Poin Beriman Kepada Allah Yang Terkandung Di Dalam QS Hud Ayat 6 Bagian Pertama
DOWNLOAD
~•~•~•~•~
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصْحابه ومن والاه
Anggota grup whatsapp Dirosah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allah.
Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang masih memberikan kepada kita semuanya kenikmatan yang dzahir maupun yang batin sehingga pada kesempatan kali ini, kembali kita bisa bertemu kembali dalam kajian kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullahu Ta'ala dan masih kita membahas tentang beriman kepada Allah yang merupakan rukun iman yang pertama.
Sebagaimana yang sudah berlalu sebelumnya, bahwasanya Syaikh Rahimahullah mendatangkan ayat-ayat dari Al-Quran yang berisi tentang kebesaran Allah, tentang kesempurnaan Allah, tentang sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang diharapkan dengan kita membaca ayat-ayat tersebut kita bisa mengenal Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tentunya ini sangat berkaitan erat dengan iman kita kepada Allah Azza wa Jalla.
Beliau mengatakan Rahimahullah,
ونؤمن بأنه : ( وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ ) [هد : ٦]
Beliau mengatakan, “Dan kita (maksudnya Ahlus Sunnah wal Jamaah) beriman bahwasanya Dia (Allah Subhanahu wa Ta'ala) sebagaimana disebutkan dalam ayat ini yang artinya”, "Dan tidaklah ada sesuatu yang melata di atas bumi ini kecuali atas Allah rezekinya. Dan Dialah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang mengetahui tempat tinggalnya yang seterusnya dan juga yang sementara”.
كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
"Masing-masing atau semuanya berada di dalam kitab yang nyata.”
Ayat ini adalah ayat mulia, menjelaskan kepada kita tentang sifat Allah yaitu (الرزق) Dialah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang memiliki sifat memberikan rezeki.
Dan di ayat ini pula menunjukkan pula sifat ilmu bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah mengatakan,
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ
"Dan tidak ada sesuatu yang melata, yang merayap.”
فِي الْأَرْضِ
"Di atas bumi ini.”
Dan ini mencakup seluruh yang hidup di atas bumi ini, baik itu manusia di berbagai penjuru dunia dan juga hewan-hewan yang besar maupun yang kecil, yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, yang tentunya jumlah seluruh makhluk yang melata tadi, yang ada di atas bumi ini tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah Azza wa Jalla.
Seandainya kita disuruh untuk menghitung satu jenis saja semut misalnya, rayap misalnya, serangga misalnya atau ikan, disuruh untuk menghitung satu jenis saja, niscaya tidak ada di antara kita yang mampu untuk menghitungnya. Semuanya itu Allah mengabarkan,
إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
"Kecuali atas Allah rezeki mereka.”
Atas Allah maksudnya Allahlah Dialah yang menanggung, Allah yang menciptakan (دَآبَّة) itu semuanya, Allah yang menciptakan mereka semuanya dan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang akan menanggung rezeki bagi mereka.
Bukan sebagian dari mereka menanggung sebagian yang lain. Tidak! Allah yang menanggung semuanya. Dialah yang menanggung rezeki kita, Dialah yang menanggung rezeki bagi anak-anak kita, Dialah yang menanggung untuk istri kita karena kita semua adalah (دَآبَّة) semuanya berjalan di atas permukaan bumi.
Jadi menunjukkan kepada kita tentang bagaimana sifat Allah (الرزق) Dialah yang Maha Memberikan rezeki dan di antara nama Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah (الرزق)
إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلْقُوَّةِ ٱلْمَتِينُ
"Sesungguhnya Allah DiaLah yang Maha Memberikan rezeki, Dialah yang memiliki kekuatan yang kokoh.” [Az-Zariyat: 58]
Semua yang ada di permukaan bumi ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala Dialah yang menanggungnya. Sekali lagi jumlah mereka tidak terhitung.
Dan mereka berada di tempat yang berbeda-beda, ada di antara mereka yang berada di tempat kelihatan, ada di antara mereka tersembunyi di lorong-lorong, di sarang-sarang di bawah laut. Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala menyampaikan rezeki kepada masing-masing dari mereka.
Dan di antara yang menunjukkan kesempurnaan Allah di dalam menanggung rezeki bagi mereka, Allah Subhanahu wa Ta'ala menulis rezeki bagi masing-masing mereka, sebelum mereka diciptakan, sebelum mereka berwujud sebagai seorang makhluk, menjadi hewan, atau manusia, menjadi ikan. Sebelum mereka menjadi makhluk hidup maka Allah Subhanahu wa Ta'ala sudah menulis rezeki bagi masing-masing mereka dan mereka akan mendapatkan rezeki apa yang telah ditulis tadi.
إن الله قدر مقادير الخلائق، قبل أن يخلق السماوات والأرض بخمسين ألف سنة
"Sesungguhnya Allah telah menulis takdir bagi makhluk-Nya 50.000 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.”
Sebelum Allah menciptakan langit dan juga bumi, 50.000 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi ternyata masalah rezeki masalah ajal dan segala sesuatu sudah ditulis oleh Allah termasuk di antaranya adalah rezeki yang akan diterima oleh makhluk.
Ketika mereka sudah diciptakan oleh Allah maka rezeki tersebut akan datang kepada mereka di waktu yang sudah ditentukan oleh Allah dengan jumlah yang sudah ditentukan oleh Allah, tidak akan terlambat dan tidak akan mendahului dan jumlahnya tidak akan bertambah dan tidak akan berkurang sampai seandainya dia meninggal dunia, maka dia tidak akan meninggal dunia sampai seluruh rezekinya sempurna dia dapatkan.
Tidak akan meninggal dunia dia sampai rezeki terakhir yang Allah sudah takdirkan untuk dia 50.000 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi ini sampai kepada orang tersebut.
Seandainya dia berada di sebuah tempat dan rezeki yang terakhir tadi jauh di tempat yang lain, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mendatangkan rezeki tadi atau dia akan menuju rezeki tadi sehingga akan sampai rezeki yang terakhir tadi barulah dia akan meninggal dunia.
Ini menunjukkan bagaimana kesempurnaan Allah di dalam memberikan rezeki kepada manusia.
إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
"Kecuali atas Allah rezeki bagi mereka.”
Oleh karena itu bagaimana seorang muslim yang sudah mengaku beriman kepada Allah, membaca ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta'ala, mengetahui kesempurnaan dan sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala, bagaimana dia masih tersisa di dalam hatinya keraguan, tersisa di dalam hatinya rasa takut dengan masalah rezeki.
Hendaklah dia mengarungi kehidupan dia dalam keadaan dia tenang, tenang untuk dirinya sendiri dan dia tenang untuk orang lain. Yakin bahwasanya apabila dia memiliki anak, yakin bahwasanya kelak anak-anak dia juga akan mendapatkan rezeki.
Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dialah yang memberikan rezeki untuk kita dan juga untuk anak-anak kita.
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan:
نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ
"Kamilah yang akan memberikan rezeki kepada mereka, yaitu anak-anak kalian dan juga kalian sendiri.” [QS Al-Isra: 31]
Inilah yang akan kita tanamkan kepada anak-anak kita. Tidak masalah kita ajarkan mereka pelajaran-pelajaran dunia. Kita sekolahkan mereka di sekolah-sekolah yang diajarkan di situ ilmu-ilmu dunia, cuma yang perlu kita ingatkan harus kita dasari juga mereka dengan ilmu-ilmu agama. Dan inilah yang wajib adapun ilmu-ilmu dunia maka ini bukan perkara yang wajib.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِم
"Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” [HR Ibnu Majah]
Yang dimaksud dengan ilmu di sini adalah ilmu agama. Tidak masalah kita ajarkan mereka ilmu dunia dengan maksud mereka memiliki keterampilan atau beberapa keterampilan tapi ingatkan kepada mereka bahwasanya rezeki itu sudah Allah Subhanahu wa Ta'ala takdirkan, sudah Allah tulis. Kita ingatkan jangan sampai kita merasa khawatir tidak mendapatkan rezeki, kemudian kita ingatkan jangan sampai mencari rezeki yang haram. Karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam yang telah mengingatkan bahwasanya salah seorang di antara kalian tidak akan meninggal dunia sampai sempurna rezekinya, kata beliau,
فَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ
"Maka hendaklah kalian perbaiki di dalam mencari rezeki.”
Kita ingatkan mereka, jangan sampai di dalam mencari rezeki mereka menggunakan praktek-praktek yang haram, muamalah-muamalah yang diharamkan.
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, dan Insya Allah kita lanjutkan pada sesi berikutnya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه وسلم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
════ ❁✿❁ ════
0 Comments